DILEMA PENERAPAN OUTSOURCING/INSOURCING SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN DAN SOLUSINYA

1. Latar Belakang

Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang ketat, organisasi dituntut untuk melakukan peningkatan manajemen organisasi atau perusahaan. Hal ini membuat organisasi harus mampu mengelola organisasinya secara efektif dan efisien. Organisasi selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal.

Hal ini tidak terlepas dari penggunaan tenaga kerja yang ada. Kecenderungan saat ini perusahaan berusaha agar tenaga kerja inti yang ada di lingkungan organisasi tersebut fokus untuk menangani pekerjaan yang menjadi bisnis inti (core business). Hal ini menyebabkan pekerjaan yang sifatnya penunjang untuk diserahkan kepada pihak lain. Hal inilah yang disebut dengan outsourcing.

1.1 Permasalahan

Dengan kecenderungan perusahaan untuk melakukan outsourcing, apakah outsourcing di bidang teknologi informasi tepat dilakukan mengingat resiko yang dihadapi ? Dan apakah ada solusi lain selain outsourcing yang lebih tepat untuk pengembangan sistem dan teknologi informasi ?

2. Tinjauan Pustaka Outsourcing

2.1 Definisi Outsourcing

Terdapat berbagai definisi mengenai outsourcing saat ini. Definisi outsourcing menurut Suwondo (2003) yang dikutip oleh Dani (2010) adalah “pendelegasian operasi dan manajemen operasi dan manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (pihak perusahaan outsourcing).”. Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) yang kembali dikutip oleh Dani (2010) definisi outsourcing adalah “penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang professional dan berkelas dunia”. Sedangkan definisi lain menurut Pfannenstein dan Tsai (2004) yang dikutip oleh Diah (2008) outsourcing adalah “memindahkan pekerjaan suatu perusahaan kepada pihak lain dalam waktu yang tertentu”.

Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan outsourcing maka terdapat pekerjaan yang diserahkan kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Umumnya pekerjaan yang di-outsourcing-kan adalah pekerjaan yang sifatnya sebagai penunjang. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang professional dan tenaga kerja internal organisasi dapat fokus untuk melaksanakan pekerjaan intinya (core business). Menurut Dani, (2010) outsourcing mempengaruhi suatu organisasi secara keseluruhan dalam hal bentuk organisasi, pekerja, cara operasional, serta cara pengukuran.

2.2 Keuntungan Outsourcing Jangka Panjang

Saat ini tidak sedikit perusahaan yang sudah melakukan oursourcing pada beberapa fungsi kerjanya. Tentunya perusahaan tersebut melihat adanya keuntungan dengan melakukan outsourcing. Menurut Margani dalam blognya keuntungan jangka panjang dalam melakukan outsourcing adalah sebagai berikut :

(sumber : http://margani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/)

1.      Menigkatkan fokus bisnis perusahaan

Outsourcing memungkinkan perusahaan fokus pada bisnis inti dengan skala yang lebih luas. Pelaksanaan operasional lainnya dilakukan oleh perusahaan outsourcing yang telah berpengalaman di bidangnya.

2.      Masuk pada kemampuan kelas dunia

Secara mendasar, perusahaan penyedia jasa outsourcing akan membawa kelanjutan sumber-sumber kelas dunia untuk memenuhi keinginan. Perusahaan yang berhubungan dengan suatu organisasi dengan kemampuan kelas dunia akan memungkinkan akses pada teknologi baru peralatan serta teknik yang belum dipergunakan sebelumnya.

3.      Mempercepat keuntungan dari re-engeenering (teknologi baru)

Outsourcing sering dilakukan dengan  re-engeenering proses bisnis. Perusahaan penyedia jasa biasanya melengkapi layanannya dengan peralatan modern karena kebutuhan akan kapasitas kerjanya. Dalam hal ini, perusahaan pemakai jasa akan segera mendapatkan keuntungan re-engeenering.

4.      Membagi resiko usaha

Pada kenyataannya, terdapat risiko investasi yang sangat besar dari suatu perusahaan, terutama pada kondisi politik dan sosial ekonomi tertentu. Dengan melakukan outsourcing, segala risiko pekerjaaan, ketenagakerjaan, kriminalitas, dan risiko lainnya menjadi risiko perusahaan penyedia jasa outsourcing.

5.      Menggunakan sumber-sumber yang ada untuk aktivitas yang lebih strategis

Segala sumber yang ada dapat difokuskan pada bisnis inti (core business), seperti aktivitas memberikan layanan lebih kepada nasabah dan lain-lain.

2.3 Keuntungan Outsourcing Jangka Pendek

Di samping keuntungan jangka panjang yang sudah disebutkan sebelumnya, outsourcing juga mempunyai keuntungan jangka pendek. Masih menurut Margani M.I dalam blognya keuntungan jangka pendek dalam melakukan outsourcing adalah sebagai berikut :

(sumber : http://margani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/)

1.      Membuat tersedianya dan mengendalikan biaya-biaya operasional

Dengan melakukan outsourcing, biaya-biaya operasional akan menjadi beban perusahaan outsourcing. Perusahan outsourcing akan membebankan perusahaan pemakai jasa dengan tarif yang sudah ditentukan setiap bulannya.

2.      Membuat tersedianya dana-dana modal

Outsourcing mengurangi kebutuhan investasi dana pada fungsi-fungsi selain bisnis inti. Upaya tersebut akan memungkinakn dana-dana modal tersedia untuk area bisnis inti.

3.      Menghasilkan pemasukan dana tunai

Outsourcing dapat melibatkan transfer aset dari pemakai jasa kepada penyedia jasa. Penjualan asset fasilitas, kendaraan, dan lisesnsi yang dipergunakan untuk operasi pada saat itu kepada penyedia jasa tersebut dapat menghasilkan pemasukan dana tunai.

4.      Sumber daya tidak perlu tersedia secara internal

Perusahaan-perusahaan dapat melakukan outsourcing karena mereka tidak dapat memenuhi sumber daya di organisasinya(manusia, teknologi, dan lain-lain)..

5.      Pemberdayaan fungsi yang sulit diatur atau diluar kendali

Dengan melakuakan outsourcing, fungsi-fungsi diluar bsinis inti akan ditangani oleh perusahaan yang professional dibidangnya.

2.4 IT Outsourcing

Penggunaan teknologi informasi di dalam suatu organisasi untuk mendukung proses bisnis saat ini tidak dapat lagi dikesampingkan. Penerapan sistem informasi dalam organisasi tidak hanya bertujuan untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi saja, namun juga sebagai enabler dan sebagai competitive advantage organisasi.

Namun untuk mengimplementasikan teknologi dan sistem informasi yang tepat bagi suatu organisasi bukanlah hal yang mudah. Organisasi harus memperhatikan dengan seksama aspek pembiayaan dan sumber daya yang dimilikinya. Karena bukannya tidak mungkin jika organisasi salah melakukan pengelolaannya maka yang didapat adalah kegagalan implementasi dan pemborosan biaya.

Pengembangan sistem informasi juga tidak terlepas dari outsourcing. Terdapat berbagai definisi outsourcing yang berkaitan dengan TI. Dibawah ini adalah berbagai definisi outsourcing yang berkaitan dengan TI yang dikutip oleh Diah (2008) dari berbagai sumber :

1.      IT outsourcing adalah mensubkontrakkan sebuah fungsi IT dari suatu perusahaan pada vendor eksternal (Khsetri,2007)

2.      IT outsourcing didefinisikan sebagai “kontrak jangka panjang dimana satu atau lebih service provider ditugaskan untuk bertanggung jawab mengatur satu atau lebih operasi dan infrastruktur IS klien” (Chang, 2007).

3.       “Offshore outsourcing” adalah pekerjaan outsourcing pada vendor yang berlokasi di benua yang berbeda dengan klien (Rottman dan Lacity, 2007).

4.      IT outsourcing berkembang menjadi IS outsourcing. Definisi IS outsourcing adalah “pemberian tanggung jawab kepada pihak ketiga berhubungan dengan seluruh atau beberapa komponen spesifik (fisik maupun sumber daya manusia) dalam IT infrastruktur organisasi” (Menachemi, Burkhardt, Shewchuk, Burke, dan Brooks, 2007)

5.      Konsep BPO merupakan perkembangan dari IS outsourcing. Perbedaan antara BPO dan IS outsourcing adalah pada kasus BPO, provider melakukan kontrol pada keseluruhan baik proses bisnis, sumber daya manusia, dan teknologi (Menachemi et al., 2007).

6.      Business process outsourcing (BPO) didefinisikan sebagai perluasan IT outsourcing, dimana dalam BPO pihak ketiga bertanggung jawab dalam melaksanakan beberapa proses bisnis (misal: call center) (Willcocks et al., 2006; Penter dan Graham, 2007).

7.      Offshore software development dalam dunia IT sering dideskripsikan sebagai outsourcing pembuatan software dan layanan teknis kepada kontraktor atau fasilitas yang dimiliki sendiri yang berlokasi di negara dengan standar gaji lebih rendah (Thoms, 2004).

2.5 Jenis-Jenis Outsourcing

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan mengenai jenis-jenis outsourcing. Menurut Tauban (2007) yang dikutip oleh Mia jenis-jenis outsourcing terdiri dari :

  • Total Outsourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab sepenuhnya pada layanan tertentu dalam perusahaan, dalam bidang IT, vendor menyediakan personel, hardware dan software.
  • Selective Outsourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab pada bagian tertentu pada layanan tertentu dalam perusahaan, disesuaikan dengan bidang keahlian vendor. Misalnya SAP menyediakan software dan IBM menyediakan hardware.
  • De facto sourcing, yaitu penyerahan tanggung jawab pada pihak luar dikarenakan adanya latar belakang sejarah atau politik, dibandingkan dengan hasil evaluasi objektif. Misalnya dikarenakan salah seorang eksekutif memiliki perusahaan IT diluar jabatannya, maka perusahaan diarahkan untuk melakukan outsource pada perusahaan IT miliknya.

2.6 Kelebihan Outsourcing dibidang TI

Dari riset yang dilakukan Divisi Riset PPM Manajemen terlihat penerapan outsourcing di Indonesia sudah begitu tinggi. Hal ini tidak terlepas dari keuntungan yang didapat dari penerapan outsourcing tersebut. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kelebihan penerapan outsourcing yang berkaitan dengan TI yang dikutip dari blog Dessy.

(sumber : http://dessysetyawati.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/penerapan-outsourcing-pada-sistem-informasi-di-indonesia/)

  1. Perusahaan tidak perlu melakukan investasi yang mahal di bidang teknologi untuk mengembangkan sistem informasi perusahaannya. Pembangunan SI dapat diserahkan kepada vendor yang mempunyai core competence di bidang IT dan mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidangnya. Hal tersebut juga menghindarkan resiko perusahaan untuk mengeluarkan biaya tambahan karena kegagalan implementasi SI.
  2. Perusahaan dapat berkonsentrasi untuk menjalankan core bisnisnya, bersamaan waktunya dengan proses instalasi sistem informasi.
  3. Jaminan mutu kualitas dari hasil aplikasi sistem informasi yang dibangun oleh vendor yang berpengalaman.
  4. Aplikasi sistem informasi yang dibangun dapat sesuai dengan harapan manajemen perusahaan, bahkan dapat menjadi competitive advantage dibandingkan dengan perusahaan lain dengan kemampuan vendor untuk membangun sistem dengan teknologi terbaru disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Bahkan hal ini diperkuat oleh alasan O’Brian (2007) yang kembali dikutip oleh Dessy dalam blognya. Berikut beberapa kelebihan dari outsourcing di bidang TI :

  1. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasional. Pemilihan outsourcing memang membutuhkan biaya yang mahal pada awal kontraknya, tetapi pertimbangan resiko yang akan ditanggung oleh perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan membangun sendiri dengan kemampuan kurang akan mengakibatkan permasalahan di kemudian hari dan berdampak pada segi pembiayaan perusahaan.
  2. Meningkatkan fokus perusahaan pada kegiatan utama usahanya tanpa dibebani permasalahan pengembangan sistem informasi.
  3. Mendapatkan akses terhadap sistem informasi premium atau kelas dunia bagi penerapan sistem informasi di perusahaannya.
  4. Sumber daya manusia dalam perusahaan dapat lebih fokus melakukan pekerjaan pada kegiatan utama perusahaan tanpa dibebani kegiatan pengembangan sistem informasi. Tentu saja hal ini diharapkan akan meningkatkan produktifitas perusahaan.
  5. Memberi jalan keluar terhadap permasalahan ketidaktersediaan sumber daya dari perusahaan yang ahli dalam pengembangan sistem informasi, sehingga dapat mengurangi resiko salah penerapan sistem informasi.
  6. Menunjang akselerasi tujuan perusahaan untuk mempercepat mendapatkan keuntungan/ benefit dengan penerapan sistem informasi yang sesuai.
  7. Menghindarkan dari kendali internal mengenai tidak berfungsinya sistem informasi karena penerapan sistem informasi yang salah atau gagal.
  8. Peningkatan benefit perusahaan akan menyebabkan perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhan modal usaha.
  9. Berbagi resiko terhadap implementasi sistem informasi antara perusahaan dan vendor. Kesalahan implementasi tidak ditanggung penuh oleh perusahaan saja, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik dalam proses perencanaan sistem informasi antara perusahaan dan vendor.
  10. Perusahaan dapat mengontrol pemasukan dan pengeluaran kas dengan bantuan sistem informasi yang tepat.

2.7 Kekurangan Outsourcing TI

Dengan banyaknya keuntungan dari penerapan outsourcing di bidang TI, namun bukan berarti outsouring TI tidak mepunyai kekurangan atau kelemahan. Berikut ini dijelaskan mengenai kekurangan dari outsourcing dibidang TI.

  1. Pelanggaran kontrak kerja oleh vendor lebih banyak akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Misalnya hasil aplikasi tidak sesuai dengan harapan perusahaan menimbulkan kerugian biaya dan waktu.
  2. Perusahaan akan kehilangan kontrol terhadap aplikasi sistem informasi yang dibangun oleh vendor apabila terjadi ganguan pada sistem informasi yang sangat penting bagi perusahaan. Penanganan gangguan yang hanya dapat diperbaiki oleh vendor mengakibatkan ketergantungan bagi perusahaan.
  3. Perusahaan lain dapat meniru sistem informasi yang dikembangkan oleh vendor yang sama.

3. Tinjauan Pustaka Insourcing

3.1 Definisi Insourcing

Kebalikan dari outsourcing adalah insourcing. Umumnya pekerja akan lebih memilih model ini karena dianggap lebih berpihak kepada mereka. Menurut Mia dalam blognya, insourcing adalah suatu usaha pengembangan SI dan IT dalam perusahaan yang hanya melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan dengan membentuk divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti departemen EDP (Electronic Data Processing). In-sourcing merupakan model pengembangan dan dukungan sistem teknologi informasi yang dilakukan oleh para pekerja di suatu area fungsional dalam organisasi (misalnya Akunting, Keuangan, dan produksi) dengan sedikit bantuan dari pihak spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini dikenal juga dengan istilah end-user computing atau end-user development.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Insourcing

Seperti halnya dengan outsourcing, insourcing juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Mia kembali dalam blognya insourcing mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti yang terlhat di tabel bawah ini :

Tabel 1 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Insourcing

Kelebihan Insourcing Kelemahan Insourcing
Requirement dapat dipahami secara jelas. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi mungkin tidak 

mencukupi untuk membangun sistem yang sesuai.

Penerapan software/hardware relative lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tidak ada batasan biaya dan waktu yang jelas, karena tidak ada target. Dan kalaupun ada target, tidak ada punishment yang jelas ketika target tidak tercapai.
Mengedepankan peran user dalam menentukan tujuan dan sasaran pengembangan infrastruktur sistem, Minimnya dokumentasi, karena dikerjakan oleh personel intern.
Meningkatkan partisipasi user dan rasa memiliki pada infrastruktur yang dikembangkan. Kebocoran data mungkin dapat terjadi, dikarenakan tidak ada reward dan punishment yang jelas khususnya kepada karyawan yang menangani proyek SI.
Relatif mempercepat tahapan pengembangan karena knowledge transfer yang lebih mudah. Pengembangan sistem dengan teknik SDLC cenderung lambat dan mahal.
Respon yang cepat ketika terjadi asalah dalam sistem. Resiko kerusakan software/hardware ditanggung oleh perusahaan, begitu juga dengan peralatan yang sudah lanjut usia.
Keamanan data relatif terjamin. Perubahan kultur perusahaan relatif lebih sulit dilakukan jika diatur oleh karyawannya sendiri.
Cocok untuk pengembangan sistem dan proyek yang bersifat kompleks
Pengambilan keputusan dapat dikendalikan oleh perusahaan, tanpa intervensi dari pihak luar.

1. Pembahasan

4.1 Outsourcing di Indonesia

Menurut riset yang dilakukan Divisi Riset PPM Manajemen  (Agustus, 2008) terlihat bahwa dari 44 perusahaan yang diriset hampir seluruh perusahaan baik dari industri perbankan, industri alat berat, industri farmasi, industri telekomunikasi, industri kertas, industri jasa pendidikan, industri pengelolaan karet & plastik dan industri makanan-minuman telah menggunakan outsource dalam perusahaannya termasuk dalam hal pengembangan sistem informasinya. Hasil riset dapat dilihat pada gambar 1 dibawah.

Gambar 1. Perusahaan Yang Menggunakan Outsource Berdasarkan Jenis Industri

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

4.2 Pro dan Kontra Outsourcing di Indonesia

Penerapan outsourcing di Indonesia tidak terlepas dari pro dan kontra. Umumnya dari sisi pekerja yang tidak setuju dengan penerapan outsourcing. Berikut ini perbandingan antara yang pro dan kontra yang dikutip dari berbagai sumber oleh Divisi Riset Manajemen PPM.

Tabel 2 Pro dan Kontra Terhadap Outsourcing

Pro Outsourcing

Kontra Outsourcing

Business owner bisa fokus pada core business.

Cost reduction.

Biaya investasi berubah menjadi biaya belanja.

Tidak lagi dipusingkan dengan oleh turn over tenaga kerja.

Bagian dari modenisasi dunia usaha (Sumber : Pekerjaan Waktu Tertentu dan “Outsourcing, http://www.sinarharapan.co.id)

Ketidakpastian status ketenagakerjaan dan ancaman PHK bagi tenaga kerja. (Sumber: http://www.hukumonline.com)

Perbedaan perlakuan Compensation and Benefit antara karyawan internal dengan karyawan outsource. (Sumber: “Outsourcing, Pro dan Kontra” http://recruitmentindonesia.wordpress.com)

Career Path di outsourcing seringkali kurang terencana dan terarah. (Sumber: “Outsourcing, Pro dan Kontra” http://recruitmentindonesia.wordpress.com)

Perusahaan pengguna jasa sangat mungkin memutuskan hubungan kerjasama dengan outsourcing provider dan mengakibatkan ketidakjelasan status kerja buruh.  (Sumber: “Outsourcing, Pro dan Kontra” http://recruitmentindonesia.wordpress.com)

Eksploitasi manusia (Sumber : Pekerjaan Waktu Tertentu dan “Outsourcing, www.sinarharapan.co.id)

4.3 Solusi Dengan Tetap Menggunakan Outsourcing

Penerapan outsourcing dalam pengembangan sistem dan teknologi informasi oleh perusahaan tetap masih tepat. Namun perusahaan perlu memperhatikan hal-hal terkait dengan kesuksesan dalam penerapan outsourcing TI. Sparrow, 2003 dalam mygreenworld blog ; menyatakan bahwa untuk mendapatkan keberhasilan dalam outsourcing IT, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :

(sumber : http://mygreenworld.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/11/outsourcing-management-on-information-system/#)

  • Menentukan tujuan; tujuan utama-pengurangan biaya; beberapa tujuan – value for money dan pengembangan teknologi; manajemen krisis- untuk mengatasi kesulitan keuangan
  • Memahami tujuan dari para stakeholder
  • Menganalisa tujuan yang telah ditentukan
  • Menyeleksi vendor outsource
  • Benchmarking
  • Perbaikan internal; staff, system, proses, etc
  • Menentukan servis yang diinginkan dari vendor outsource
  • Analisa business case
  • Mentransfer staff
  • Manajemen outsourcing (pengelolaan outsourcing, pengukuran keberhasilan, pembatasan dan alokasi resiko serta pengontrolan)

Dan dalam menentukan vendor hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria berikut

(sumber : http://mygreenworld.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/11/outsourcing-management-on-information-system/#)

  1. Pemahaman terhadap kebutuhan bisnis klien
  2. Pengalaman dan kompetensi sumber daya manusia
  3. Adanya business case yang jelas
  4. Adanya perjanjian service level yang jelas
  5. Reputasi dan komitmen perusahaan outsourcer, mengingat kontrak IT outsourcing biasanya dilakukan untuk jangka panjang.

4.4 Solusi dengan Co-Sourcing

Dengan adanya pro dan kontra terhadap penerapan outsourcing, kelebihan dan kekurangan outsourcing, serta adanya model outsourcing. Maka timbul dilema bagi perusahaan model lain apa yang tepat digunakan untuk pengembangan sistem informasi ataupun pengelolaan teknologi dan sistem informasi. Salah satu pendekatan yang mungkin cocok sebagai solusi hal tersebut adalah penerapan model co-sourcing.

Co-sourcing adalah penggabungan sumber daya internal dan eksternal perusahaan untuk mengerjakan layanan tertentu. Co-sourcing yang berkaitan dengan teknologi informasi dapat diartikan sebagai kerja sama antara sumber daya internal dan eksternal dalam satu tim yang sama untuk mengembangkan dan implementasi suatu sistem. Co-sourcing dapat juga dikatakan sebagai perusahaan patungan, karena dalam mengerjakan layanan tertentu menggabungkan antara sumber daya internal dan eksternal perusahaan.

Menurut Mia, suatu perusahaan menggunakan co-sourcing adalah karena perusahaan mempunyai komponen informasi internal yang sangat mendukung kebutuhan pihak ketiga, subyek yang akan dikembangkan oleh perusahaan merupakan core kompetensi mereka sehingga perusahaan dapat bekerjasama dalam beberapa hal (bukan keseluruhan) dari keahlian pihak ketiga sehingga memberi kontribusi terbaik bagi perusahaan.

Salah satu keuntungan dengan penerapan co-sourcing adalah dengan bekerja bersama dengan pihak ketiga (vendor) maka dapat membangun soft skill kritis sumber daya internal. Serta mampu meningkatkan kesempatan untuk belajar praktek-praktek terbaik dan akan mengenal alat-alat baru atau teknologi baru. Dikutip kembali dari Mia, keuntungan dan kelemahan dari penggunaan co-sourcing dapat dilihat pada tabel 4 di bawah.

Tabel 3 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan co-sourcing

Kelebihan Co-sourcing

Kekurangan Co-sourcing

Biaya pengembangan akan lebih murah karena biaya ditanggung bersama perusahaan patner (sharing cost)

Rahasia perusahaan diketahui patner

Sharing knowledge antar organisasi

Keamanan sistem

Perencanaan pengembangan lebih terpadu dan holistik

Perbedaan kepentingan organisasi

Tim berada langsung dibawah arahan dan kontrol langsung perusahaan sehingga kinerja pihak ketiga dapat langsung diawasi oleh perusahaan.

Program bersifat general

Tim yang dibentuk memiliki standar kualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Harus menyesuaikan dengan hardware dimasing-masing organisasi

Standart, prosedur dan metodologi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Kemungkinan akan terbaginya SDM yang memiliki kompetensi dalam fokus bisnis yang dilaksanakan

Tim mempunyai sense of ownership and accountable dalam membangun system

Keterlibatan SDM dari perusahaan hanya disertakan sampai rancangan penyusunan dan pengembangan sistem sehingga perusahaan sulit

melakukan perbaikan dan pengembangannya lebih lanjut.

Pekerjaan yang dilakukan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi seluruh komponen perusahaan.

1. Kesimpulan

Penerapan outsourcing dalam bidang TI tetap masih layak digunakan. Namun perusahaan perlu memperhatikan beberapa kriteria kesuksesan dalam hal itu, termasuk dalam pemilihan vendor yang tepat. Mengingat resiko yang dihadapi dalam outsourcing TI lebih tinggi dibanding dengan outsourcing bidang lain. Termasuk kemungkinan bocornya rahasia perusahaan ke pihak lain. Namun selain outsourcing masih terdapat model lain yang mungkin tepat diterapkan dalam pengembangan sistem dan teknologi informasi, yaitu co-sourcing.

Dalam melakukan penulisan karya ilmiah ini, semua data yang ditampilkan hanya didapatkan dari penelusuran web dan paper-paper yang ada. Penulis tidak melakukan metode wawancara sehingga data yang didapatkan adalah data sekunder. Data yang didapatkan bukanlah data yang terbaru sehingga keakuratan mengenai data ini bisa jadi sudah berbeda dengan keadaan sekarang.

Daftar Pustaka

Margarani Muhammad Iqbal. http://margani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/

Dani Firmansyah. Pertimbangan Penerapan Insourcing / Outsourcing Sistem dan Teknologi Informasi Dalam Perusahaan

Dessy. http://dessysetyawati.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/penerapan-outsourcing-pada-sistem-informasi-di-indonesia/

Diah, 2008. Studi pada Information sharing dalam offshore IT outsourcing (Studi kasus pada tiga perusahaan vendor IT di indonesia)

Mia Widhi Astuti. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN INSourcing, Outsourcing dan Co-sourcing Kelebihan dan kekurangannya

PPM Riset Manajemen Outsourcing

Mygreenworld. http://mygreenworld.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/11/outsourcing-management-on-information-system/#

Budget plan

Setelah sekian lama mengabaikan budgeting untuk pengeluaran selama 1 bulan karena kesibukan dan kemalasan penulis tentunya, akhirnya malam ini penulis mencoba membuat budgeting untuk periode bulan september. Selama ini penulis tertarik untuk menggunakan aplikasi “Personal Finance Pro” karena aplikasi tersebut menawarkan kemudahan (itu yang ada dipikiran penulis setelah selama ini menggunakan aplikasi tersebut.

Namun sepertinya pemikiran itu mulai malam ini sepertinya berubah, YUP!!! berubah karena ternyata aplikasi tersebut tidak mampu mengakomodir keinginan penulis (entah karena aplikasi tersebut kurang mumpuni or karena ketidaktahuan penulis). Namun sejauh pembacaan manual yang ada sepertinya memang fitur yang ada di aplikasi tersebut masih terdapat kekurangan.

Terbesit keinginan penulis untuk membuat aplikasi budgeting versi personal dengan menggunakan .Net or mungkin php. Namun mungkin tidak sekarang, saat ini penulis lebih memilih untuk menggunakan aplikasi excel yang memang sudah terbukti handal dalam memenuhi berbagai keperluan.

Akhirnya penulis memulai dengan membuat format dalam bentuk excel, tentunya dengan versi tampilan yang mudah untuk dioperasikan. Namun sepertinya memang masih diperlukan beberapa langkah manual untuk mengintegrasikan masing-masing worksheet untuk memperoleh laporan budgeting yang cukup mumpuni (setidaknya bagi penulis tentunya).

OK, karena malam sudah larut dan besok merupaka hari kerja, maka penulis akan lanjutkan tulisan ini di lain waktu.